Sebagai bangsa Indonesia, seharusnya kita bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa Indonesia, kita bisa
menyampaikan perasaan dan pikiran kita dengan baik dan benar kepada
orang lain. Namun, pada kenyataan yang terjadi tidaklah demikian. Rasa
bangga berbahasa Indonesia tidak lagi tertanam pada setiap
orang Indonesia. Rasa menghargai bahasa asing masih terus menampak pada
sebagian besar bangsa Indonesia. Sebagian menganggap bahwa bahasa asing
lebih tinggi derajatnya daripada bahasa Indonesia. Bahkan, seolah tidak
mau tahu perkembangan bahasa Indonesia.
Globalisasi dan reformasi telah menempatkan bahasa asing terutama bahasa
Inggris pada posisi strategis yang memungkinkan bahasa tersebut
memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhi perkembangan
bahasa Indonesia. Sebagai contoh banyak orang Indonesia lebih suka
menggunakan kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan asing,
padahal kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan itu sudah ada
padanannya dalam bahasa Indonesia, bahkan sudah umum dipakai dalam
bahasa Indonesia. Misalnya, page untuk “halaman”, background untuk
“latar belakang”, reality untuk “kenyataan”, dan masih banyak lagi
lainnya.
“Kondisi tersebut merupakan fenomena pergeseran ruang gerak
penggunaan bahasa Indonesia yang kian sempit. Hal tersebut jika
dibiarkan akan berdampak luar biasa terhadap pendidikan anak-anak
sebagai generasi penerus bangsa”, kata Kepala Pusat Bahasa
Depdiknas, Dendy Sugono pada pembukaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun
2005, di Jakarta, Senin (19/09). (kapanlagi.com)
Anggapan bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang dipenuhi oleh kata,
istilah, dan ungkapan asing merupakan bahasa Indonesia yang “canggih”
adalah anggapan yang keliru. Begitu juga, penggunaan kalimat yang
berpanjang-panjang dan berbelit-belit, sudah tentu memperlihatkan
kekacauan cara berpikir orang yang menggunakan kalimat itu. Apabila
seseorang menggunakan bahasa dengan kacau-balau, sudah tentu hal itu
menggambarkan jalan pikiran yang kacau-balau pula. Sebaliknya, apabila
seseorang menggunakan bahasa dengan teratur, jelas, dan bersistem, cara
berpikir orang itu teratur dan jelas pula. Oleh sebab itu, sudah
seharusnyalah setiap orang Indonesia menggunakan bahasa Indonesia yang
teratur, jelas, bersistem, dan benar agar jalan pikiran orang Indonesia
sebagai pemilik bahasa Indonesia juga teratur dan mudah dipahami orang
lain.
Bahasa saat ini telah memegang peranan penting dalam era globalisasi
sehingga masyarakat saat ini berlomba-lomba untuk menambah kemampuannya
dalam menguasai bahasa yang banyak digunakan baik dalam pergaulan sosial
maupun kepentingan bisnis. Penggunaan bahasa Indonesia yang terjadi di
masyarakat saat ini perlu disikapi dengan mendorong peningkatan sikap
positif masyarakat terhadap bahasa sebagai sarana komunikasi sekaligus
alat berpikir yang mampu memajukan bangsa ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar